Rabu, 20 Agustus 2008

geser tekad

masihkah kau merangkak?
ataukah sedang terdiam.
di sana kelam kawan bergeserlah kemari.
kau bisa tau matahari
walau hangatnya kurang terasa.
kau bisa tau apa itu terang
dari gelap yang kau rasa.
bergeserlah kawan, raih tanganku, raih impian kita.

sesekali

aku ingin nyanyikan lagu riang bersama mu
berpesta untuk hidup mu
tertawa sikapi canda mu
bangga melihat dunia

Jumat, 15 Agustus 2008

untuk indah

tenangkan sejenak hati
nyaman untuk sesaat
biar pikiran sadar dalam tenang itu
tak ada yang perlu kau cemaskan
yakinlah melewatinya
semua yang telah kau petik
buatlah berirama
untuk indah, damai, tentramnya dunia

suatu sore

di sini ku menatap dunia,
di pangkuan Mu, Tuhan
Kau bercerita kisah yang nyata
yang tak pernah aku sadari
Kau sembuhkan butaku
Kau buka telingaku
membiarkan aku melihat dan mendengar
tangisan bocah lapar
jerit hati seorang Ibu
Kau biarkan aku membayangkan
rasa sakit mereka
derita-derita mereka
rasa hati mereka
harapan
sampai saat aku menjerit
semua ini sudah cukup!!!
bimbing aku Tuhan...

Kamis, 14 Agustus 2008

wisata kuliner bersama presiden

ayo kita ke ambon
di ambon ada sagu enak...
koq bapak baru tau?

minggu depan kita ke bogor.
toge goreng disana enak.
kalau itu saya sudah tau pak..

nasi bebek lagi populer nih..
kita ke jatim yuk, nanti pulangnya lewat bandung cari peuyeum..!!
oh.., bapak masih suka begitu?

hehehe... iya... gimana dong...
bukan makanan saja kan yang enak disantaph...

Jumat, 08 Agustus 2008

curhatan tikus got

sakit karena terlalu banyak makan kolesterol.
kurang olah raga atau bekerja.
stress takut tertangkap pembasmi hama.

mereka tertawa di puncak sana sambil melempari kita dengan batu

keparat!!!

ada dinding tinggi diantara kita menjulang sampai angkasa

ketika aku ingin melewatinya,
dinding bertanya : "siapa kamu?"

ketika aku ingin menghancurkannya,
tertulis pesan di dinding itu.
"belilah dulu produk-produk kami."

sampai suatu saat ada teknologi lompat tinggi.
tetap kami tidak bisa beli.

senja di gerbong kereta

tukang sapu,
tukang ngamen,
pedagang,
mata-mata tak dikenal.

dalam satu wadah sunyi
hanya nyanyian roda besi
masih mereka coba mengerti
relasi dengan para penumpang.

dini hari kini

gelap mulai sirna
saatnya kembali ke dunia
semua luka mulai sembuh
bersiap dapat luka baru