Rabu, 18 Februari 2009

jakarta pikirkanlah..!

Jakarta aku mau bertanya!
Mengapa kini kau beri kami bencana?
Banjir di mana-mana.
Sengatan surya membuat durhaka, dengan sungutan kaum tersiksa.

Jakarta aku mau bertanya!
Siapa pembunuh si manis rapiah* di desa kami?
Kecapi tinggi tinggal kenangan.
Jamblang hanya diam.
Karena itukah kesejukanmu hilang?
Kini tak ada rerimbunan tuk berteduh.
Semilir angin membawa panas bara.

Jakarta aku mau bertanya!
Apakah asap beracun selimut kotamu bisa hilang?
Sanak famili kami mati karenanya.
Tertikam tanpa sadar.

Jakarta aku mau bertanya!
Bisakah kita mulai lagi?
Sebuah awal baru.
Peradaban hijau tanpa bencana.


*jenis rambutan

Tidak ada komentar: