Sabtu, 18 April 2009

ayah

Aku masih ingat, ketika aku menemukan sebuah gambar tentang dirimu, di lemari tua di rumah kita dahulu.
Aku tercengang kala itu. Melihat kau melakukan kerja keras demi kami, keluargamu.
Peluh tak jua masalah, kau hadapi hari-harimu yang keras.
Tak pernah keluh kesah pekerjaanmu sampai menyentuh telinga kami.
Setelah ku sadar, penyesalan tak kunjung henti karena tak pernah mengerti.
Kini hanya janji terucap di hati.
Demi keringat mu yang telas deras menetes, akan ku buat kau bangga setiap saat.